Jumat, 16 Februari 2018

Bernostalgia

Bernostalgia jaman - jaman masih sekolah kadang suka seru, apalagi kalau lagi kumpul sama teman - teman sekolah. Teman SD, teman SMP, atau teman SMA. Masing - masing punya ceritanya tersendiri. Ada pengalaman seru canda tawa, kalau sedih kayaknya, adasih. Cuman gue kan orangnya cheerful hahaha. Jadi ngerasa banyak seru - serunya aja, dibanding sendunya.

Tapi perlu enggak sih? Untuk bertemu dan berkumpul sama mereka. Perlu dong. Demi menjaga tali silaturahmi. Banyak banget manfaatnya kalau berkumpul dan bertegur sapa sama mereka lagi, informasi yang didapat beragam, entah itu seputar kerjaan, atau informasi bisnis. Tapi kemungkinan kecil deh, yang pasti dan seru sih Ghibah, candu. Cuman menurut gue, di jamannya sekarang ini. Era digital, yang apa - apa serba cepat salah satunya informasi yang didapat. Gue sedikit skeptis, mungkin rada susah ya di jaman yang serba cepat ini untuk berkumpul sama teman - teman terdahulu atau yang biasa kita sebut Reuni. Mungkin untuk mengajak kumpul teman 4 - 5 orang, masih mudah. Selebihnya kayaknya agak susah. Yaa mereka punya kesibukan masing - masing. Untuk saat ini. Berdasarkan yang udah gue alami begitu. Jadi gue berasumsi, mungkin gue atau mereka belum perlu reuni. Toh soalnya kita semua sudah terhubung di media sosial atau macam instant messaging. Jadi kita tau perubahan - perubahan dari teman kita, dan saling bertegur sapa via instant messaging di grup - grup. Jatohnya si bukan kepo yaa, jadi sekedar tau. Perkembangan teman - teman kita, yaa walaupun enggak menyeluruh. Hanya beberapa dan sedikitnya saja.

Mmmmhhhh... Gitu si.
Seketika teringat atas kejadian yang pernah gue lakukan pada saat kelas 3 SMP semester satu. Yap gue bersama teman gue bernama Ibrahim Alhabsyi panggilannya Baim, wedeeh namanya keren yaa begitupun orangnya. 
Hal konyol yang kita lakukan berdua itu adalah memati hidupkan saklar listrik didepan kelas kita. Awal idenya gue, kurang lebih jam 11an ketika lagi enggak ada guru dikelas dan sepertinya lagi bebas pada saat itu. Gue menantang si Baim, "Im lo berani enggak, mati nyalain saklar itu?", sahut Baim "Berani, tapi nanti gantian yaa". Gue pun langsung nyuruh dia yang pertama ngelakuin. Si Baim pun melakukannya. Bunyi sakalarnya, cetrek cetrek. Turun, naik. Setelah si Baim, lalu gue yang melakukannya, Cetrek.. Cetrek..
Gue penasaran aja si, pengen ngelakuin hal iseng gitu hahaha. Gue mulai ngerasa enggak enak. Kayak ada yang janggal, gue pun langsung turun tangga (kelas gue berada di tingkat kedua), dan sempat memanggil si Baim untuk turun kelas. Dia pun enggak mendengar, sedang ngobrol sama teman depan kelas. 

Tauga hal yang gue curigai apa? Dan membuat gue langsung bergegas turun tangga meninggal kelas gue? Gue melihat guru lab. Komputer melihat kearah kelas gue dan berjalan kearah saklar.  Lab. Komputer gue berada di tingkat dua juga, jarak dari kelas gue kurang lebih 20 meter. Gue udah punya firasat enggak enak. Gue pun langsung masuk kelas lain yang berada dibawah tangga. Enggak lama, tiba - tiba si Baim nyamperin gue. Siaaal.. 
"Diik.. ayook keatas, dipanggil Pak Yudo, ketauan kita" kata Baim. Gue pun mulai deg - degan, lantas gue bilang aja ke si Baim, "Udah lo aja, bilang enggak ketemu gitu nyari guenya". Raut wajah si Baim pun mulai memelas hahahaha, "Ayoook dik keatas Pak Yudo nungguin, tas gue ditahan" sahut Baim. Karena gue ngerasa bersalah juga, yaudah deh gue akhirnya keatas juga atas pertanggung jawaban apa yang udah gue lakukan bersama Baim.
Sesampainya diatas depan kelas gue, Pak Yudo sudah siap seperti ingin menelan kita berdua, Pak Yudo pun berkata "mmm ini orangnya berdua, ayook! ikut ke Lab". Coba kita berdua diciduk dan dibawa kearah Lab. sambil beberapa teman kita menertawai. Tauga, kita berdua dibawanya seperti anak kucing, dipegang kerah belakangnya. Hft.. memalukan wkwkwk, melewati beberapa kelas diatas, dan dilihat teman - teman dari bawah juga. 

Sesampainya depan Lab. Komputer, disana ada guru lab kita, bernama Pak Syahroni, menyiapkan muka sangar seakan ingin menerkam kita berdua. Matanya dan wajahnya memerah menahan emosi, akhirnya kita berdua kena tinju jidatnya. Siaaaaal hahaha. Duuuh. Dia pun marah - marah, "kamu tau enggak, saya lagi mengerjakan laporan - laporan penting dan belum tersimpan!". Kita berdua hanya bilang, maaf pak maaf sambil memelas. Kita berdua diomel - omeli sampai habis. Dan tas kita ditahan sampai jam 1 siang. Padahal jam pulang pada saat itu jam 12. Lingkungan sekolah sudah sepi, kita tinggal bertiga kalau enggak salah sama Helmi pas itu atau siapa lah. Lupa, mungkin si Baim ingat. Dan kita berdua, merenungi atas kejadian yang baru saja terjadi. Gue juga enggak tau kalau saklar listrik itu terhubung ke lab. komputer juga, hufft. 

Menunggu sampai jam 1, tas kita ditahan di ruang guru di mejanya Pak Syahroni. Kita berdua saling dorong untuk masuk ruang guru, menemui Pak Syahroni meminta maaf. Kitapun masuk ruang guru, dan meminta maaf atas keisengan kita memati hidupkan saklar. Setelahnya itu si, pak Syahroni senyum - senyum aja enggak emosi seperti di lab. komputer pada saat kerjadian. 

Kita pun pulang~ Hahahaha 
Ketawa - ketawa, malu juga diliatin teman - teman pada saat diciduk haha.
Oke selesai, masih ada satu kejadian yang enggak terlupakan sama si Baim. Padahal dia anak baik - baik loh hahha. Nanti bakal menyusul gue tulis berikutnya.  

0 komentar:

Posting Komentar