Minggu, 14 Januari 2018

Bersyukur

Udah diawal tahun 2018 aja nih. Tulisan gue masih gini - gini aja, kadang males nulis. Ya nulis bukan hobi gue sih, yaa cuma sekedar media berbagi apa yang ingin gue bagikan. Ya walaupun gak penting - penting amat.

Tanggal 14 Januari ini, sekitar jam setengah sepuluh malam ketika perjalanan pulang dari stasiun Maja menuju rumah (ceritanya habis main). Gue dibonceng temen gue Rodini. Sepanjang perjalanan, kita saling cerita. Ya bisa dibilang curhat lah. 

Menyinggung masa depan. Kita enggak tau yaa, sampai umur berapa kita hidup. Tapi cobalah dan terus melakukan dan berbuat kebaikan kepada siapapun itu. Lebih baiknya lagi enggak ada maksud dan tujuan yang terselip. Maksudnya ikhlas begitu saja. 
Soal pekerjaan. Di jaman sekarang ini, semakin kesini katanya mencari pekerjaan itu sulit. Ya emang bener si, gue merasakan hal itu, kadang yang punya skill tersingkirkan sama yang punya uang lebih dan kenalan orang dalem yang sangat kuat. Sulit dalam arti, kalau kita enggak punya kenalan orang dalem atau enggak punya uang lebih buat bayar masuk ke suatu perusahaan itu katanya rada sudah untuk bekerja. Gitu sii hahaha. Yaa enggak semua. Nyatanya emang kebanyakan gitu sii, gue aja kalau bukan temen gue yang bawa ke tempat kerjaan gue yang sekarang mungkin gue enggak bakal kerja disitu (gue belum membahas pekerjaan apa yang gue lakukan di blog ini). Ya syukur gue udah bekerja. Dalam artian berarti pergaulan gue dalam lingkungan masyarakat disini cukup baik, jadi punya banyak temen kenalan. Oke gue enggak mau ngebahas ini, bukan ini si yang bakal gue bahas.  

Masa depan, siapa si yang enggak mau masa depannya enak? Dalam artian, mapan. Ya disisi lain masa depan yang cerah itu bukan hanya didapat begitu saja, pasti butuh pengorbanan tenaga, waktu, dan pikiran yang ekstra banget. Enggak hanya dapat begitu saja. Kecuali elo anak orang kaya raya, orang tuanya punya perusahaan besar. Dan itu juga mereak enggak tinggal enaknya, pasti keluarga terlibat dalam urusan pengembangannya yang membutuhkan usaha lebih lagi, enggak mungkin tinggal santai - santai aja. Pasti pikiran setiap saatnya selalu memikirkan dan mencari strategi bagaimana perusahaannya bisa berkembang lagi dan lagi jangan sampai bangkrut.

Mungkin gue sering mikir, enak kayaknya ya, kaya si itu kerjanya disitu, di bagian ini, jadi ini jadi itu, gajinya gede ini itu, bla bla bla. Mungkin kita selalu memikirkan yang enak - enaknya aja, kadang kita belum tau dibelakang pekerjaan dia itu tanggung jawabnya lebih besar, dan lebih berisiko dan lainnya. Menurut gue pribadi hasil curhatan sama Rodini, patokan pekerjaan yang enak itu bukan karena gaji yang besar, posisi kerjaan tinggi, kerja di tempat yang nyaman atau dan sebagian yang kita anggap itu enak. Intinya itu bersyukur kepada tuhan apa yang sudah kita kerjakan dan kita dapati penghasilannya.
Kalau pikiran kita selalu membanding - bandingkan gaji dengan orang lain itu enggak ada habisnya. Hal percuma laaah, buat apa siiii? Cobalah belajar bersyukur, nikmati dan berbagi apa yang sudah kita dapati. Masih banyak banget orang - orang yang mungkin penghasilan dibawah kita. 

Yaa mungkin ada sisi positifnya untuk kita ingin gaji atau penghasilan tinggi. Yaa sebagai motivasi, kita lebih giat bekerja. atau berfikir kreatif untuk mencari side project yang menghasilkan lebih. Yaa balik lagi, intinya selalu bersyukur atas nikmat yang tuhan berikan terhadap kita, berdo'a dan berusaha lebih. Pasti rezeki itu akan mengikuti kita selalu. 

Banyak kok yang bekerja yang penghasilannya dibawah rata - rata upah standar tapi mereka punya keluarga yang bisa bahagia. Yaa mereka termasuk kategori orang - orang yang pandai bersyukur atas apa yang mereka dapati.

Eh bentar - bentar, tulisan gue nyambung kagak sih? Bodo ah lanjut.

Yaaa sambil curhat diperjalanan sama Rodini tadi, menyinggung soal masa depan. Tentang pernikahan. Intinya kita berdua saling berdo'a untuk mendapat yang baik. Selalu itu. 

Masa depan itu bukan datang begitu saja mengikuti arus. Bukan. Masa depan yang baik itu harus direncanakan sedini mungkin. Dalam aspek apapun itu. Jadi emang harus dipersiapkan dari sekarang juga, jangan dinanti - nanti. Yaa kalau kita mau nikah atau membeli rumah, yaa haruslah menabung dengan konsisten. Pelan - pelan aja tapi pasti. Harus mempersiapkan ini itu. Sejelas mungkin sebaiknya. Didampingi do'a yang pasti, semoga berkah.

Mmmm.. ngebahas masa depan juga sebenernya panjaaaang bgt. Dan yang pasti masa depan itu pasti akan datang, yaaa kita selalu berharap yang baik. Selalu persiapkan dari sedini mungkin. Biar enggak mengikuti arus begitu sajaa.

Sekian~

0 komentar:

Posting Komentar