Satu Juni. Hari Senin dimana pada tanggal tersebut akan ada
Kopdar Stage ID, yaitu perkumpulan para photographer panggung. Pagi itu gue
terbangun, rencananya mau berangkat siang. Berhubung acara kopdarnya jam
delapan malam, gue berangkat sore hari dari rumah.
photo bareng bersama anggota StageID
Tiba di Jakarta tepatnya Sudirman jam setengah enam sore.
Bermagrib dulu di gedung idola (fx sudirman). Ketika gue keluar dari toilet
berpapasan sama centernya JKT48 (Melody), eeaaa haha. Tadinya mau gue sapa,
berhubung dia terlihat terburu – buru
mau ke toilet yaudah, enggak jadi gue sapa. Udah hal biasa ketika lo sedang
berada di mall – mall Jakarta bertemu
dengan artis, apalagi FX, Sudirman ini. Enggak usah terlalu kaget kalo
bertemu/berpapasan sama member JKT48. Bahkan satu lift. Kalau elo tau dia dan berani
nyapa, ya enggak ada salahnya menyapa atau say hi aja.
Ya seperti tadi gue bilang, didalam busway penuh sesak
dengan penumpang. Bayangin aja, muka hadap – hadapan. Kayak didalam ruangan
berubin 30 x 30 cm, setiap ubinnya itu terisi sama orang. Mepet banget kan. Iya
itu yang orang Jakarta sering alami kalau naik busway jam – jam pulang kantor
(parahnya), setiap halte turun dua orang yang naik lima orang. Bahkan enggak ada
yang turun, malah ditambah lagi penumpang yang masuk, hadeuuh.
Turunlah gue di halte Mampang. Setelah itu jalan kaki kesana
kemari nanya tempat lokasi unutuk kopdar
ke orang - orang setempat (pokoknya gue itu sebentar – sebentar nanya,
untuk memastikan aja), naiklah metromini 75, turun di depan Sevel Santa. Jam delapan lewat delapan belas menit sampai
lokasi kopdar. Salam – salaman dulu. Duduk. Mesen minuman (nyari yang paling
murah, es teh manis doang 16ribu belum pajak). Ke toilet sebentar, cuci muka
yang dekil and the kumel ini, huft.
Agak ngaret satu jam acara dimulai karena masih menunggu
teman – teman lainnya yang belum datang. Yap sekitar jam 9 baru dimulai sesi
sharing dengan tiga fotografer muda yang berbakat ini. Ya mereka ini adalah
fotografer official Nidji, Ran dan Dj Yasmin.
Mereka satu – satu mulai bercerita diawal karirnya bagaimana. Berawal
dari suka. Ya dilanjutkan. Ada yang lulusan sistem komputer dia berkontributor
di media sebagai fotografer event. Seru sharing ceritanya mereka. Jadi punya
pandangan how to buat kedepannya. Oiya, ada yang rela beli tiket mahal 2,3 Juta
untuk dapat posisi paling depan untuk memotret konsernya Katy Perry dan band –
band besar lainnya.
Ya setelah sharing, ada sesi tanya jawabnya. Kebetulan gue
enggak nanya, karena udah banyak diwakilin pertanyaan gue sama teman – teman
yang lainnya. Seru, nanti pengen deh
dateng lagi ke acara kopdar StageID ini.
Yang paling sengsara gue pas bagian pulang . Ya selesai
acara jam 11an. Tak lama acara ditutup gue segera bergegas siap – siap untuk
pulang, ya salaman sama beberapa teman yang
lainnya. Enggak semua. Keluar dari tempat kopdar, nanya sama security
situ kalau pengen ke Halte Mampang lewat mana. Ya dia menunjukannya. Gue berjalan
tidak terlalu jauh dari situ untuk menaiki metromini dan katanya kalau udah
malem ini, agak lama nungguin metromininya. Ya daripada gue menunggu sambil
jalan cepat ke arah tempat tujuan dari Santa – Mampang, ketika gue jalan
kondisi jalanan kendaraan padat merayap. Gue melihat metromini ada didepan gue
cukup jauh, gue semakin cepat berjalan. Karena kondisi padat merayap gue segera
berlari menuju metromnini. Sampai dan duduklah, dengan nafas yang terengah –
engah.
Turunlah gue di halte Mampang (masih daerah jaksel), gue
bertanya sama tukang ojek situ, menanyakan halte buswaynya masih buka apa udah
tutup. Mamang ojek nyaranin gue coba aja dulu tanya sama petugasnya. Ketika gue
naik ke halte busway itu, ternyata udah tutup dan gue pun turun kembali sambil
menyusuri jalan dan bertanya kembali sama orang sekitar, kalau pengen ke arah Tomang
atau Grogol dari sini naik apa selain busway. Ada yang ngerekomendasiin jalan
dulu sebentar kedepan di lampu merah Kuningan nanti disitu tinggal naik bus
aja. Berjalanlah lagi gue. Ya jam menunjukan 11.30, ya seperti biasa kondisi
jalanan di Jakarta masih ramai lancar.
Ketika gue jalan dari Mampang ke Kuningan, dan sudah sampai
di Kuningan. Gue menghampiri mamang Siomay berbincang sebentar untuk nanya –
nanya. Nah ketika di Kuningan, halte busway disitu masih buka. Ya Cuma itu
nunggu buswaynya lama banget. Nunggu bus yang ke arah Tomang juga masih lama,
enggak ada tanda – tanda sedikitpun. Akhirnya gue memutuskan untuk naik Taxi
aja. Ya naik Taxi sendirian di malam hari. Taxi putih, tarif bawah. Tujuan gue
berhenti di halte RS. Harapan Kita (udah deket daerah Tomang). Didalam Taxi gue
berupaya untuk santai. Bodoamat mau argonya berjalan sampai angka berapa yang
penting sampai tujuan (dalam hati mah, kalau udah 50ribu gue turun ajadeh haha).
Ya ternyata argo berhenti di angka 35ribu ketika sampai di halte Harkit.
Singgah sebentar di Warung deket halte tersebut untuk
membeli minuman. Agak lama sambil menuggu bus jurusan ke arah Merak tiba. Sambil
ngobrol – ngobrol sama mamang – mamang setempat. Tibalah bus itu. Ayo Serang..
Merak.. Ucap kenek bus itu, gue teriak. Balaraja enggak mang? Kata dia iya, ayo
naik Balaraja. Naiklah gue, kondisi didalam bus itu tidak terlalu banyak
penumpangnya dan dingin banget. Mana gue enggak make sweater, Cuma kaos katun
tipis 40’s.
Mencoba untuk tidur di bus dalam perjalanan. Dihampiri keneknya,
ya dia meminta ongkosnya. Gue beri 20ribu, Balaraja bang (berharap kembali
5ribu) malah diminta 5ribu lagi. Gue bilang aja, mang biasanya 15ribu juga. Kata
dia udah malam ini. Yaudah gue bilang enggak ada lagi bang. Ya dia berjalan
kedepan untuk meninta ongkos kepada penumpang yang lainnya.
Perjalanan masih berlanjut, gue punya feeling enggak enak
nih. Eh bener ternyata busnya enggak keluar tol Balajara Barat. Busnya berhenti
dipinggir jalan tol diatasnya jembatan jalan arteri Balaraja – Cikande. Ada temennya
sih pas turun dipinggir jalan tol, seorang bapak – bapak. Gue bingung, ini
lewat mana. Ada yang nyenterin (nyorotin lampu senter)dari atas jembatan. Mau enggak
mau gue harus manjatin pager yang cukup tinggi untuk naik ke atas. Disitu disediakan
tangga lagi untuk naik keatasnya lagi sama yang jaga daerah itu (mamang ojek),
ya gue kasih ada uang 2ribu sambil bilang makasih.
Dari jembatan itu gue harus jalan lagi ke tempat penitipan
motor, hadeuuuuh. Tadinya mau naik angkot, berhubung udah sepi angkot. Udah jam
satu. Mau naik ojek, lah pasti bayarnya 10ribu. Ya udah gue jalan lagi aja,
walaupun udah capek banget ya sambil menikmatinya.
Terlihatlah dipinggir jalan warung pecel ayam, karena gue
laper banget belum makan dari malam tadi ya udah gue niatin aja makan dulu. Daripada
gue kepikiran sama ongkos gue terkuras sama perjalanan pulang gue itu, gue
makan dulu biar lebih tenang haha. Sebelumnya udah gue perkirakan biaya
makannya, ya estimasi 15 – 25ribu lah. Duh nikmat banget tuh pecel ayam gue
lahap makannya karena emang lagi laper – lapernya, bodoamat walapun dipinggir
jalan banyak debu dan polusi asap kendaraan yang penting gue kenyang (persis
banget dipinggir jalan, atas trotoar).
ini iseng diphoto sambil nungguin nasi enggak terlalu panas :D
Setelah selesai makan gue lanjut jalan sebentar ke tempat
penitipan motor. Perjalanan ke rumah kira – kira tinggal 20 – 30 menitan. Sampailah
gue dirumah jam 1.45 dini hari. Yaudah, berbesih diri dan langsung istirahat
sejenak.
Ya dimana hari itu kaki gue lebih banyak berjalan tidak
seperti biasanya, lain waktu gue bawa motor ajadeh ah.
0 komentar:
Posting Komentar