Sabtu, 20 Juni 2015

Tidak Berjalan Seperti Biasanya

Satu Juni. Hari Senin dimana pada tanggal tersebut akan ada Kopdar Stage ID, yaitu perkumpulan para photographer panggung. Pagi itu gue terbangun, rencananya mau berangkat siang. Berhubung acara kopdarnya jam delapan malam, gue berangkat sore hari dari rumah.
 


photo bareng bersama anggota StageID

Tiba di Jakarta tepatnya Sudirman jam setengah enam sore. Bermagrib dulu di gedung idola (fx sudirman). Ketika gue keluar dari toilet berpapasan sama centernya JKT48 (Melody), eeaaa haha. Tadinya mau gue sapa, berhubung dia   terlihat terburu – buru mau ke toilet yaudah, enggak jadi gue sapa. Udah hal biasa ketika lo sedang berada di  mall – mall Jakarta bertemu dengan artis, apalagi FX, Sudirman ini. Enggak usah terlalu kaget kalo bertemu/berpapasan sama member JKT48. Bahkan satu lift. Kalau elo tau dia dan berani nyapa, ya enggak ada salahnya menyapa atau say hi aja.

 Jam 18:45, gue keluar dari gedung itu untuk menuju lokasi kopdar (Wolter Bistro, depan Sevel Santa). Ya seperti biasa, macet pun selalu terjadi dimana – mana dan penuh sesak di halte busway maupun didalam busway. Soalnya masih jam – jam pulang kantor. Karena gue belum tau letak lokasinya (daerahnya mah tau) ya banyak nanya, sama mamang halte, mamang ojek, mamang parkir, and mamang – mamang lainnya. Kalau enggak mau nanya tinggal naik taxi aja, langsung bilang ke mamang supirnya (terlalu boros diongkos sih, jadi naik busway aja).

Ya seperti tadi gue bilang, didalam busway penuh sesak dengan penumpang. Bayangin aja, muka hadap – hadapan. Kayak didalam ruangan berubin 30 x 30 cm, setiap ubinnya itu terisi sama orang. Mepet banget kan. Iya itu yang orang Jakarta sering alami kalau naik busway jam – jam pulang kantor (parahnya), setiap halte turun dua orang yang naik lima orang. Bahkan enggak ada yang turun, malah ditambah lagi penumpang yang masuk, hadeuuh.

Turunlah gue di halte Mampang. Setelah itu jalan kaki kesana kemari nanya tempat lokasi unutuk kopdar  ke orang - orang setempat (pokoknya gue itu sebentar – sebentar nanya, untuk memastikan aja), naiklah metromini 75, turun di depan Sevel Santa.  Jam delapan lewat delapan belas menit sampai lokasi kopdar. Salam – salaman dulu. Duduk. Mesen minuman (nyari yang paling murah, es teh manis doang 16ribu belum pajak). Ke toilet sebentar, cuci muka yang dekil and the kumel ini, huft.

Agak ngaret satu jam acara dimulai karena masih menunggu teman – teman lainnya yang belum datang. Yap sekitar jam 9 baru dimulai sesi sharing dengan tiga fotografer muda yang berbakat ini. Ya mereka ini adalah fotografer official Nidji, Ran dan Dj Yasmin.  Mereka satu – satu mulai bercerita diawal karirnya bagaimana. Berawal dari suka. Ya dilanjutkan. Ada yang lulusan sistem komputer dia berkontributor di media sebagai fotografer event. Seru sharing ceritanya mereka. Jadi punya pandangan how to buat kedepannya. Oiya, ada yang rela beli tiket mahal 2,3 Juta untuk dapat posisi paling depan untuk memotret konsernya Katy Perry dan band – band besar lainnya.

Ya setelah sharing, ada sesi tanya jawabnya. Kebetulan gue enggak nanya, karena udah banyak diwakilin pertanyaan gue sama teman – teman yang lainnya.  Seru, nanti pengen deh dateng lagi ke acara kopdar StageID ini.

Yang paling sengsara gue pas bagian pulang . Ya selesai acara jam 11an. Tak lama acara ditutup gue segera bergegas siap – siap untuk pulang, ya salaman sama beberapa teman yang  lainnya. Enggak semua. Keluar dari tempat kopdar, nanya sama security situ kalau pengen ke Halte Mampang lewat mana. Ya dia menunjukannya. Gue berjalan tidak terlalu jauh dari situ untuk menaiki metromini dan katanya kalau udah malem ini, agak lama nungguin metromininya. Ya daripada gue menunggu sambil jalan cepat ke arah tempat tujuan dari Santa – Mampang, ketika gue jalan kondisi jalanan kendaraan padat merayap. Gue melihat metromini ada didepan gue cukup jauh, gue semakin cepat berjalan. Karena kondisi padat merayap gue segera berlari menuju metromnini. Sampai dan duduklah, dengan nafas yang terengah – engah.

Turunlah gue di halte Mampang (masih daerah jaksel), gue bertanya sama tukang ojek situ, menanyakan halte buswaynya masih buka apa udah tutup. Mamang ojek nyaranin gue coba aja dulu tanya sama petugasnya. Ketika gue naik ke halte busway itu, ternyata udah tutup dan gue pun turun kembali sambil menyusuri jalan dan bertanya kembali sama orang sekitar, kalau pengen ke arah Tomang atau Grogol dari sini naik apa selain busway. Ada yang ngerekomendasiin jalan dulu sebentar kedepan di lampu merah Kuningan nanti disitu tinggal naik bus aja. Berjalanlah lagi gue. Ya jam menunjukan 11.30, ya seperti biasa kondisi jalanan di Jakarta masih ramai lancar.

Ketika gue jalan dari Mampang ke Kuningan, dan sudah sampai di Kuningan. Gue menghampiri mamang Siomay berbincang sebentar untuk nanya – nanya. Nah ketika di Kuningan, halte busway disitu masih buka. Ya Cuma itu nunggu buswaynya lama banget. Nunggu bus yang ke arah Tomang juga masih lama, enggak ada tanda – tanda sedikitpun. Akhirnya gue memutuskan untuk naik Taxi aja. Ya naik Taxi sendirian di malam hari. Taxi putih, tarif bawah. Tujuan gue berhenti di halte RS. Harapan Kita (udah deket daerah Tomang). Didalam Taxi gue berupaya untuk santai. Bodoamat mau argonya berjalan sampai angka berapa yang penting sampai tujuan (dalam hati mah, kalau udah 50ribu gue turun ajadeh haha). Ya ternyata argo berhenti di angka 35ribu ketika sampai di halte Harkit.   

Singgah sebentar di Warung deket halte tersebut untuk membeli minuman. Agak lama sambil menuggu bus jurusan ke arah Merak tiba. Sambil ngobrol – ngobrol sama mamang – mamang setempat. Tibalah bus itu. Ayo Serang.. Merak.. Ucap kenek bus itu, gue teriak. Balaraja enggak mang? Kata dia iya, ayo naik Balaraja. Naiklah gue, kondisi didalam bus itu tidak terlalu banyak penumpangnya dan dingin banget. Mana gue enggak make sweater, Cuma kaos katun tipis 40’s.

Mencoba untuk tidur di bus dalam perjalanan. Dihampiri keneknya, ya dia meminta ongkosnya. Gue beri 20ribu, Balaraja bang (berharap kembali 5ribu) malah diminta 5ribu lagi. Gue bilang aja, mang biasanya 15ribu juga. Kata dia udah malam ini. Yaudah gue bilang enggak ada lagi bang. Ya dia berjalan kedepan untuk meninta ongkos kepada penumpang yang lainnya.

Perjalanan masih berlanjut, gue punya feeling enggak enak nih. Eh bener ternyata busnya enggak keluar tol Balajara Barat. Busnya berhenti dipinggir jalan tol diatasnya jembatan jalan arteri Balaraja – Cikande. Ada temennya sih pas turun dipinggir jalan tol, seorang bapak – bapak. Gue bingung, ini lewat mana. Ada yang nyenterin (nyorotin lampu senter)dari atas jembatan. Mau enggak mau gue harus manjatin pager yang cukup tinggi untuk naik ke atas. Disitu disediakan tangga lagi untuk naik keatasnya lagi sama yang jaga daerah itu (mamang ojek), ya gue kasih ada uang 2ribu sambil bilang makasih.

Dari jembatan itu gue harus jalan lagi ke tempat penitipan motor, hadeuuuuh. Tadinya mau naik angkot, berhubung udah sepi angkot. Udah jam satu. Mau naik ojek, lah pasti bayarnya 10ribu. Ya udah gue jalan lagi aja, walaupun udah capek banget ya sambil menikmatinya.

Terlihatlah dipinggir jalan warung pecel ayam, karena gue laper banget belum makan dari malam tadi ya udah gue niatin aja makan dulu. Daripada gue kepikiran sama ongkos gue terkuras sama perjalanan pulang gue itu, gue makan dulu biar lebih tenang haha. Sebelumnya udah gue perkirakan biaya makannya, ya estimasi 15 – 25ribu lah. Duh nikmat banget tuh pecel ayam gue lahap makannya karena emang lagi laper – lapernya, bodoamat walapun dipinggir jalan banyak debu dan polusi asap kendaraan yang penting gue kenyang (persis banget dipinggir jalan, atas trotoar).

ini iseng diphoto sambil nungguin nasi enggak terlalu panas :D

Setelah selesai makan gue lanjut jalan sebentar ke tempat penitipan motor. Perjalanan ke rumah kira – kira tinggal 20 – 30 menitan. Sampailah gue dirumah jam 1.45 dini hari. Yaudah, berbesih diri dan langsung istirahat sejenak.  

Ya dimana hari itu kaki gue lebih banyak berjalan tidak seperti biasanya, lain waktu gue bawa motor ajadeh ah.


0 komentar:

Posting Komentar