Minggu, 21 Juni 2015

Ditilang Polisi Pas Razia, Gue Malah Menantang!


Pagi hari tepatnya jam 10. Gue sedang mengendarai sepeda motor sendirian ke arah Serang Kota dari rumah gue. Tujuannya sih gue lupa mau ngapain gue ke Kota tersebut dengan mengendarai sepeda motor. Ya jarak rumah gue ke Kota tersebut itu lebih dari 35km, lumayan jauh ya. Paling cepatnya untuk sampai ke Kota tersebut kurang lebih 45 menit – 60 menit (ngebut bawanya). Itu lancarnya, kalau lagi jam – jamnya macet itu bisa 2 jam lebih bahkan 3 jam, tergantung seberapa parahnya kemacetan itu terjadi.

Ketika lagi asik dan santai mengendarai sepeda motor (setengah perjalanan), gue melihat banyak pengendara sepeda motor terhenti tiba – tiba dipinggir jalan dan ada yang memutar balik. Oh ternyata lagi ada razia dari pihak kepolisian lalu lintas. Dengan santainya gue jalan terus aja, kan gue udah punya SIM (surat izin mengemudi). Diberhentikannya lah gue disuruh menepi dipinggir jalan sebentar. Seperti biasa, “Selamat Siang.. bisa tunjukan surat - suratnya”. Dalam hati, yaelah guekan udah punya SIM jadi santai aja. Gue membuka dompet gue mengeluarkan STNK. Loh kok, SIM gue enggak ada didompet, dengan tenangnya. Mungkin ada didalam  tas, gue pun membuka tas gue dan mencari SIM itu. Ternyata emang enggak ada, tertinggal didalam lemari kamar gue. Gue orangnya enggak panikan. “Pak maaf.. SIM saya ketinggalan dirumah” dengan tenangnya gue berkata. Lantas pak Polisi itupun menjawabnya, “Waduuh kok bisa ketinggalan, ditilang saja ya”. Gue lansung dengan cepat menjawabnya,”Aduuh pak jangan dong, saya lagi buru – buru nih” (padahal mah bohong). Kata pak Polisinya, “Enggak bisa, ini sudah ketentuannya!”.


Mulai dari situ gue langsung curhat abis – abisan ke Pak Polisinya. “yaelah pak beneran inimah ketinggalan SIM saya, maaf banget. Lagian saya bikin SIM itu mahal banget Pak, 300ribu bahkan teman saya ada yang sampai diatas 500ribu itu hanya SIM C (yang aturan tertulisnya padahal Cuma 100ribu), kalau enggak bayar segitu saya dan kebanyakan orang enggak bakal punya SIM dan harus mengulang tes praktek sampai mati, ya intinya saya bisa mengendarai sepeda motor dengan baik dan benar dan memahami peraturan lalu lintas, ya terkadang enggak semuanya paham, kan kita juga manusia Pak, kadang khilaf. Masa saya ditilang lagi, ya walaupun di sidang tetap aja pak bayar dendanya”. Pak Polisi itu enggak menghiraukan ucapan gue yang tadi (sialkan?), dia segera menuliskan surat tilang ke gue, belum selesainya dia menuliskan surat tilang itu gue segera menarik kertas itu dari tangannya. Kasarnya sih merampas. Segera gue bercakap kembali, “okedeh Pak, bapak boleh tilang saya. Asalkan ada satu persyaratan dari saya? Bagaimana?” . Lantas Pak Polisinya pun menjawab “loh kok jadi kamu yang ngatur saya? Enggak bisa begitu dong, aturan ya tetap aturan. Harus ditegakkan!”. Hening seketika. “tapi persyaratannya apa?” lanjut Pak Polisi itu. Gue jelaskannya lah, “Bapak ikut saya ke Polres untuk tes praktek pembuatan SIM, kalau bapak berhasil silahkan saya ikhlas didenda maksimal. Tapi kalau bapak gagal, dengan segala hormat saya meminta atasan bapak untuk mencabut SIM bapak. Gimana?”. Dengan tidak banyak bicara Pak Polisinya itupun meng-iyakan permintaan gue.

Lantas kami menuju Polres Serang. Gue dikawal dalam perjalanan. Asik ya haha (berasa orang enggak penting dikawal – kawal segala). Tibanya di Polres setempat, lagi banyak peserta yang lagi tes prakteknya. Gue dan bapak Polisi tadi pun menunggu sebentar, mempersilahkan peserta tes praktek SIM dahulu. Sambil menunggu gue memperhatikan peserta – peserta yang lagi tes praktek, mereka banyak gagal. Terutama di poin zig – zag. “Ulang lagi ya minggu depan” ucap sang penguji ke peserta yang gagal melewati tes praktek tersebut. Para peserta sudah semua, dan waktu sudah semakin siang. Pak Polisi yang menilang gue tadi itu mencoba untuk melewati tes praktek uji SIM tersebut. Deg – deg’an juga gue, dalam hati gue selalu bilang, pasti gagal, pasti gagal, kena penalti pasti. Kaki gue merasa gatal – gatal, kayak banyak nyamuk yang ngegigitin. Tiba – tiba emak gue ngebangungin gue dari tidur. Yah Cuma mimpi toh haha.


6 komentar:

  1. Yaelah........ kirain beneran, udah kaget ini x))
    Sebaiknya info alamat dan info pribadi banget di kartu tersebut disensor, kalau mau diupload ke internet. Takut ada yang niat jahat, kak >_<

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheehe :D
      oke makasih sarannya, buru - buru mau ngepost jadinya enggk sempet mikirin itu ^^

      Hapus
  2. Hahaha kirain beneran taunya mimpi,padahal udah serius bacanya,keren..

    BalasHapus
  3. Kampret.. udah seriu-serius baca, eh gataunya cuma mimpi.. :D

    BalasHapus