Jumat, 31 Agustus 2018

Depok dan Ceritanya.

Sabtu 7 Juli 2018, kala itu gue menikmati konser musik yang diselenggarakan oleh anak Mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma.

(Danilla saat performing)

Pagi harinya gue beraktifitas seperti biasanya, hingga jelang waktu sore memasuki pukul 3. Gue sudah di Stasiun Maja. Akses transportasi yang gue gunakan untuk ke Depok adalah commuterline. 

Satu setengah jam berlalu, tibalah gue di stasiun transit yaitu Stasiun Tanah Abang. Lalu melanjutkan commuterline  yang melaju ke arah Bogor. Disaat itu jam - jam pulang kerja, sungguh sangat ramai dan sesak. Untung saja beberapa ada yang turun di Stasiun transit berikutnya di Stasiun Manggarai. 

Gue belum duduk, dari Stasiun awal gue naik. Berdiri terus. Kebayang dah pegelnya wkwk. Commuterline terus melaju, di sepanjang perjalanan gue selalu berkabar sama temen smk gue yang kebetulan dia panitia event tersebut namanya Nalurita, panggil saja Nunu. Gue pun dikasih pilihan rekomendasi jika mau turun distasiun Pondok Cina, lanjut ke ITC Depok dengan naik angkot nomor sekian (gue lupa) aau turun di Stasiun Depok lanjut dengan Ojek Online. Gue pun berhenti dan turun di stasiun Depok Baru, melanjutkan naik Ojek Online. Yap, bayar lah gue Ojek Online dengan uang pas 7 ribu, karena emang dekat banget. Setibanya gue di depan ITC Depok, gue berhenti dan merokok satu batang sejenak. Memperhatikan kondisi lalu lintas disana, padat dan macet. Ojek Online ramai dimana - dimana. 

Seketika pandangan gue berhenti pada bapak Ojek yang mangkal depan ITC Depok. Sambil menghisap dan menghabiskan satu batang rokok. Gue terus memperhatikam bapak ojek yang mangkal tersebut. Dia enggak gabung ojek online. Bapak ojek yang mangkal itu terus semangat menawarkan kepada pejalan kaki yang melewati depan ia, tak henti - hentinya menawarkan jasa ojeknnya. Padahal disitu banyak sekali ojek online, berberda dengan bapak ojek yang ini. Ojek online, dalam hitungan detik sampai ke menit, selalu mendapatkan dan membawa menaiki dan menurukan penumpang. Bapak ojek pangkalan percaya diri saja, dan tak ada capeknya untuk menawarkan, "ojek, neng", "ojek pak", "ojek mas". Gue pun merasa iba terhadap bapak itu. Gue berpikir dan mencoba merasakan apa yang dirasakan bapak itu (hanya dalam pikiran), ngebayangin harus bagaiamana ia pulang membawa uang yang cukup untuk menyambung hidupnya, untuk anak dan istrinya. Disitulah gue merasa bersyukur apa yang sudah Tuhan berikan sejauh ini sampai detik ini dan seterusnya. 

 (bapak ojek yang semangat, sehat terus pak!)

Teringat pada pagi harinya itu, gue lagi menjemur burung - burung peliharaan gue. Ada seorang ibu tua yang masih semangat mengambil sampah - sampah botol plastik untuk dijual kiloan di komplek perumahan gue, berjalan kaki dan keliling. Gue salut sama semangatnya, tak kenal lelah dan umur. Gue pun masuk kedalam rumah, dan keluar kembali mengejar ibu tua itu sekitar 10 meter dan memberi apa yang bisa gue beri. "Ibu ini ada sedikit rezeki" dan dia pun tersenyum, bilang makasih. Seneng banget rasanya. Terserah kalian yang baca mau bilang gue riya atau apa, lagian enggak ngarep pahala gue, cuma mau berbagia aja. Gue cuma mau mengajak untuk berbagi kepada mereka yang emang seharusnya dibagi.Toh mungkin apa yang kita bagi kepada mereka yang membutuhkan, akan sangat berarti buat mereka yang memang membutuhkan. Hemat boleh, pelit jangan.

Balik lagi ke bapak ojek pangkalan tersebut, ketika habis satu batang rokok yang gue hisap. Gue pun bergegas menghampiri bapak tersebut, "pak ini buat bapak", dan bapak itu tersenyum dan bingung, "adek mau kemana, mau dianter kemana?" sahut bapak itu, "enggak pak, mau kedalem, saya masuk dulu pak" balas gue dan meninggalkan bapak itu, dan dari jauh bapak itu bilang "makasih dek". Seneng, lega gitu. 


Waktu magrib pun tiba, selang waktu 20 menit kemudian. Gue menghampiri temen gue Nunu, berbincang sebentar ini itu. Lalu meninggalkan dia karena dia sedang bertugas di area tenant, gue merapat ke penampil utama yaitu Bam Mastro. Seru, keren. Turun panggung sudah. Gue mundur ke belakang, duduk di sandaran tembok. Gue sendiri. Bingung wkwk. Sebelumnya gue beli 2 ticket, dan teman gue enggak ada yang mau atau enggak bisa, dan doi juga lagi ngambek. Ya akhirnya sendiri dah. 

(stasiun Depok Baru diambil dari Rooftop ITC Depok)

(sela - sela break ketika ERK tampil)

Malam itu penampil bandnya ada Bam Mastro, The Adams, Danilla, The Sigit, dan terakhir yang bikin suara gue serak dan mau habis yaitu Efek Rumah Kaca. Pecah parah sih.

Berakhirnya acara pun jam 00:00 WIB, selesainya acara di Rooftop ITC Depok gue mulai panik. Gue balik naik apa, karena posisi Stasiun Depok Baru dengan ITC Depok berdeketan, gue lari. Berharapa masih ada commuterline yang arah ke Stasiun Tanah Abang, setibanya di Stasiun Depok Baru ternyata sudah tidak ada, dan kereta terkahir ke arah Bogor. Hft, bingung.

Ada gerombolan cewek - cowok yang mau ke arah Jakarta pun ikut kecewa, gue pun mengikuti jalan mereka. Gue pun mulai mengabari Rodini, Nunu, dan Rahmat (yang kebetulan sedang di Depok, orangnya udah tidur).

Akhirnya gue menepi ke warung pinggir jalan membeli minuman botol untuk sedikit menenangkan kepanikan gue yang enggak dapet transportasi ke arah Jakarta. Gue pun curhat lewat chat ke Rodini (kerja di Jakarta). Disuruh naik transportasi online yang menghabiskan rupiah begitu banyak atau tidur di masjid. Disitu mulai resah. Akhirnya setelah gue googling bagaimana menuju Jakarta dini hari, naiklah gue angkot. Nunu pun baru membalas chat gue karena dia juga lagi sibuk, dia pun nyuruh gue naik angkot ke arah kp rambutan. 

Gue pun ngobrol sama penumpang angkot itu, yap bapak - bapak. Menanyakan ongkos berapa yang harus gue bayar ketika turun di daerah pasar Rebo (Jakarta). Angkot pun terus berjalan, dan naik turun penumpang. Enggak begitu sepi, tibalah di daerah ps Rebo. Angin segar pun terhirup, karena gue melihat halte busway 24 jam yang masih beroperasi. Gue hampiri dan masuk. Menunggu busway datang cukup lama, duduk lah gue di bangku halte. 

Gue orangnya enggak bisa diem kalau disamping gue ada orang, dan kebetulan gue dan bapak ini enggak megang hp. Basa - basilah gue, menanya bapak itu pulang ke arah mana. Bapak samping gue ini mau pulang ke Kalideres, dan ternyata bapak ini juga dari ITC Depok, dan gue juga cerita gue juga habis dari sana. Bapak itu menyakan ada acara apa di rooftop, karena berisik akan kegaduhan diatas sana wkwk. Gue bilang aja, ada konser band indie pak. Bapak ini adalah seorang pekerja maintenance panggilan, pada saat itu dia lagi memperbaiki listrik yang konslet disana. Dia juga cerita, dia bisa menangani apa saja, entah itu air dan seagala hal kelistrikan dan mesin ia bisa. Wuih keren.

15 menit kemudian busway pun tiba, dan kamipun naik. Sebelum gue terlelap tidur didalam busway, gue berkabar sama Rodini kalau gue mau turun di Halte Harmoni dan dia menjemput, yang kebetulan ia sedang kerja shift malam. 

(menunggu dijemput Rodini di halte Harmoni)

Jam 01:45 gue tiba di Harmoni dan enggak lama dijemput Rodini dan diantar kekost'anya.

Capek, dan tidur~
Senang sekali untuk hari itu, menikmati konser dan berbagi.

0 komentar:

Posting Komentar